Arti Kata dan Makna Gelar Daeng Makassar
Makassar adalah Ibu Kota Sulawesi Selatan yang biasa
digelari dengan kota Daeng. Tapi tahukah anda makna dari Kata Daeng? Dan siapa
saja yang dapat menggunakan gelar Daeng tersebut?. Hal ini akan kita bahas
disini, so silahkan simak ulasannya dibawah ini:
Arti Kata Daeng
Sebenarnya ada dua arti kata “daeng”, yaitu pertama sebagai
sebutan kepada orang yang lebih tua atau yang dituakan. Sifatnya sama dengan
kata “mas” bagi orang Jawa atau ”akang” bagi orang Sunda. Panggilan ini awalnya
hanya milik suku Makassar saja, karena “daeng” memang sebenarnya adalah bagian
dari budaya suku Makassar. Daeng sebagai panggilan kepada orang yang lebih tua,
dipergunakan merata kepada pria ataupun wanita.
Kata “daeng” yang kedua atau lebih spesifik adalah bagian
dari paddaengang. Dalam tradisi suku Makassar, paddaengang merupakan bagian
penting. Istilah lainnya adalah areng alusu’ atau nama halus. Seseorang yang
bersuku Makassar, biasanya akan menerima penyematan nama halus atau paddaengang
di belakang nama aslinya. Contohnya seperti nama asli Muhammad Irwan, tapi
kemudian ditambahkan dengan paddaengang, yaitu Daeng Rewa. Jadilah nama
lengkapnya Muhammad Irwan Daeng Rewa.
Menurut komentar A. Firdaus Mananring dalam artikel http://hellomakassar.com/mengenal-daeng-dalam-tradisi-bugis-makassar/
ia mengatakan bahwa Mungkin bisa di bedakan antara Paddaengang, dengan
panggilan Daeng untuk penghormatan kepada seseorang yg lebih tua, Untuk
Paddaengang Jelas ini adalah Gelar Tu Baji’ atau tu Ruayya arenna untuk
orang-orang khususnya suku makassar, hanya mereka yg keturunan Daeng lah yg
berhak menyematkan gelar tersebut kepada keturunannya kelak, sangat melanggar
aturan adat jika misalnya saya, “Firdaus” yg hanya mempunyai 1 nama saja,
kemudian memberi paddaengang kepada anak saya kelak, jelas nantinya akan di
tertawakan karena melanggar adat kita, “nakana tu towayya riolo, Bassungki
punna taenan nasiratang”
Paddaengang biasanya diambil dari nama para leluhur atau
tetua dalam garis keluarga suku Makassar. Biasanya berupa doa atau harapan,
namun ada juga yang berupa ciri fisik atau kelakuan. Penyematan paddaengang di
belakang nama seseorang dulu dilakukan dengan upacara khusus. Namun belakangan
seiring perjalanan zaman, paddaengang itu disematkan begitu saja tanpa ada
upacara khusus.
Bagi orang Makassar, setelah resmi menyandang nama
paddaengang, maka yang bersangkutan sudah masuk masa akhil baliq, maka wajib
hukumnya bagi orang-orang di sekitarnya apalagi yang lebih muda dari yang
bersangkutan untuk memanggil dengan nama paddaengang-nya. Memanggil orang
tersebut bukan dengan paddaengang-nya akan dianggap tidak sopan, karena
paddaengang adalah nama halus dari yang bersangkutan.
Makna Gelar Daeng
Gelar “DAENG” pada hakikatnya tidak didapatkan begitu saja
melainkan mengandung makna yang beragam. maknanya antara lain:
- Penghambaan dari nama Allah, kurang lebih sama dengan nama Islam yang ditambahi dengan Abdul. Misalnya Daeng Patoto. Patoto dalam lontara artinya pencipta, sehingga Daeng Patoto adalah hamba dari yang maha pencipta. Daeng Tanicalla, artinya tak tercela. Yang tak tercela hanyalah Allah SWT. Daeng Manaba, yang artinya penyayang, hamba dari yang maha penyayang;
- Berasal dari kata benda Makassar “pakdoangang” dari akar kata “doa” dan harapan. Ada beberapa “pakadengang” yang dapat masuk dalam kategori ini, misalnya:, Daeng Bau, agar yang bersangkutan memberikan nama harum bagi keluarga dan masyarakatnya. Daeng Nisokna, yang diimpikan, yang dicita-citakan. Daeng Gemilang, agar tampil lebih gemilang. Daeng Nikeknang, agar selalu dikenang. Daeng Kanang agar ia cantik, Daeng Baji agar dia baik hati, Daeng Puji agar dia menyenangkan;
- Penegasan bahwa dia juga adalah golongan bangsawan: Daeng Memang, artinya dia memang “daeng”, Daeng Tonji, yang artinya, diapun “daeng”. Daeng Tommi,yang artinya sebelumnya dia bukan daeng tetapi sekarang diapun sudah “daeng”. Daeng Tadaeng artinya, “daeng” atau bukan, baginya sama saja;
- Panutan , yang diambil dari nama tokoh yang sukses karena kejujurannya atau keberaniannya atau kepintarannya, dan atau kekayaannya, tanpa terlalu memperhatikan makna dari “pakdaengang” itu.
Strata Sosial
Pada dasarnya dulu di Makassar terdiri atas 3 strata sosial
yaitu:
1. Karaeng (Raja atau Bangsawan)
2. Daeng (Kalangan pengusaha, shah bandar)
3. Ata (Budak)
Pada stata tersebut dalam tradisi asli suku Makassar
sebenarnya juga dikenal yang namanya kasta. Kasta tertinggi adalah Karaeng atau
raja dan kasta paling bawah adalah Ata atau budak. Mereka yang berkasta Karaeng
berhak mendapat paddaengang, sementara pada Ata tidak.
Gelar Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin sendiri punya nama paddaengang, yaitu
Daeng Mattawang plus gelar kebangsawanan, sehingga nama aslinya menjadi I
Mallombassi Daeng Mattawang Sultan Hasanuddin Karaeng Bontomangape Tu Menanga
Ri Balla Pangkana. I Mallombassi adalah nama kecil, daeng Mattawang adalah nama
paddaengang, Sultan Hasanuddin adalah nama Islamnya, Karaeng Bontomangape
adalah gelar kebangsawanan dan Tu Menanga Ri Balla Pangkana adalah gelar
anumerta yang berarti orang yang meninggal di rumah.
Sumber referensi:
http://www.kaskus.co.id/thread/5424bf71a2cb17e84c8b4571/info-rahasia-dibalik-makna-kata-daeng/
http://www.rappang.com/2010/02/arti-daeng-dalam-kebudayaan-bugis.html
Post a Comment for "Arti Kata dan Makna Gelar Daeng Makassar"